Rabu, 15 Oktober 2014

INFERTILITAS


BAB I
PENDAHULUAN 

A.           Latar Belakang
Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan hal utama dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.
     
            Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu menikah tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.

Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami istri mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.


B.           Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian infertilitas
2.      Untuk mengetahui penyebab infertilitas
3.      Untuk mengetahui pengobatan medis atau cara mengatasi infertilitas
4.      Untuk mengetahui pencegahan infertilitas
5.      Untuk mengetahui kewenangan bidan di komunitas menurut permenkes 1464 standar asuhan kebidanan, dan kode etik bidan terhadap masalah infertilitas

C.           Manfaat
1.    Lebih memahami dan menambah wawasan tentang pengertian infertilitas
2.    Lebih memahami dan menambah wawasan penyebab infertilitas
3.    Lebih memahami dan menambah wawasan pengobatan medis atau cara mengatasi infertilitas
4.    Lebih memahami dan menambah wawasan pencegahan infertilitas
5.    Lebih memahami dan menambah wawasan kewenangan bidan di komunitas menurut permenkes 1464 standar asuhan kebidanan, dan kode etik bidan terhadap masalah infertilitas

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian
Infertilitas  adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun  telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008, hal:1)
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2.  Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.(Djuwantono,2008, hal: 2).

Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
1.    Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
2.    Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum mendapatkan kehamilan.
3.    Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap minggunya.
4.    Istri  maupun suami tidak pernak menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.(Djuwantono,2008, hal: 3).
Masalah kesuburan merupakan suatu hal yang sangat mengganggu bahkan bisa mengancam keutuhan suatu rumah tangga. Masalah kesuburan terjadi akibat terganggunya sistem reproduksi pada wanita dan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas sperma pada pria. Sebuah penelitian menyatakan bahwa masalah kesuburan terjadi pada 40% akibat perempuan, 40% akibat laki-laki dan 30% akibat keduanya.
Masalah Kesuburan atau infertilitas dapat ditegakan jika sebuah pasangan suami isteri dalam jangka waktu 2 tahun belum juga dikaruniai kehamilan sedangkan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi. Jika hal ini terjadi, jelas terjadi masalah kesuburan yang cukup serius yang harus segera dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui siapa yang memiliki masalah kesuburan dan dilakukan treatment atau terapi untuk penyembuhan. Berikut beberapa penyebab masalah-masalah kesuburan yang terjadi baik pada laki-laki ataupun perempuan.

B.           Penyebab
1.   Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada Laki-laki :
a)     Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
b)     Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c)     Varikokel
Terjadinya pelebaran pembuluh darah vena di sekitar buah zakar. Hal ini biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada sebelah kiri.
d)     Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e)     Impotensi
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
f)     Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna, bahkan impotensi.
g)     Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga mengganggu produksi sperma.
h)     Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
i)      Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.
2. Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada Wanita :
a)    Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma.
b)    Endometriosis
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.
c)    Kelainan lendir leher rahim
Terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma
terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
d)    Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.
e)    Faktor Usia
Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal
f)     Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri.
g)    Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
h)     Kelainan Rahim
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.

C.           Pengobatan medis atau cara mengatasi masalah
Upaya-upaya bidan dalam menangani masalah Infertil :

1.    Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau istri.
2.    Mencari ketenangan psikologis.       
3.    Upaya- upaya bidan dalam upaya menangani masalah inferti.
4.    Memberika penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan akibatnya bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
5.    Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan reproduksi dnagn benar.
6.    Memberitahu teknik hubungan seks yang benar contohnya posisi wanita di bawah dengan bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah sampai di uterus.
7.    Menganjurkan melakukan hubungan saat masa subur.
8.    Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan misal : terong dan kecambah.
9.    Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya : 3 kali dalam seminggu.
10.  Menganjurkan untuk periksa ke dokter SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab infertil.
11.  Melakukan rujukan sehingga pasangan infertile dapat penanganan yang tepat

Penatalaksanaan :
A.    Wanita
1.    Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
2.    Pemberian terapi obat, seperti
a.    Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
b.    Terapi penggantian hormon
c.    Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
d.    Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
3.    GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
4.    Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
5.    Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6.    Pengangkatan tumor atau fibroid
7.    Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

B.    Pria
1.    Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2.    Agen antimikroba
3.    Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
4.    HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5.    FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
6.    Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
7.    Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
8.    Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
9.    Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
10.  Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.

D.           Pencegahan

1.    Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985).
2.    Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
3.    Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
4.    Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).


E.           Kewenangan bidan di komunitas menurut permenkes 900 standar asuhan kebidanan, dan kode etik bidan
a.             Fertilitas denganKB
b.             Infertilitas :
1.    Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang tepat
2.    Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur,makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau isteri
3.    Mencari ketenangan psikologi

BAB III
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya.  Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

B.           SARAN
Sebagai sumbangan dari rangkaian penulisan makalah ini, kami merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, jadi kami menyarankan penulis selanjutnya agar dapat melakukan perbaikan. Kami menyadari bahwa penelitian ini belum dapat di generalisasikan bagi pasangan infertil.
Walaupun infertilitas tidak mengancam jiwa, namun kondisi infertilitas merupakan suatu krisis, individu yang mengalami kondisi ini merasakan dampak yang besar terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Untuk itu dalam praktik pelayanan kebidanan bidan dapat lebih bijaksana dalam berkomunikasi atau dalam memberikan informasi serta memberikan dukungan pada pasangan infertilitas ini. Makalah ini juga direkomendasikan bagi praktik kebidanan komunitas dimana sebagai bidan komunitas dapat melakukan pendekatan bagi pasangan infertilitas.

DAFTAR PUSTAKA
Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai Keturunan. Medan : FK USU
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
      Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Sastrawinata,Prof. R. Sulaiman. 2000. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset
Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
_____http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/infertilitas-pengertian-penanganan.html#ixzz2uLtuJo7E

1 komentar:

  1. Makasih mbak atas peneranganya, kunjuangan balik ya ke blog saya http://idastronomi.co.vu

    BalasHapus